MASJID GEDHE MATARAM KOTA GEDE YOGYAKARTA

MASJID GEDHE MATARAM



SEJARAH

Masjid Besar Mataram Kotagede diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Senopati antara tahun 1575-1601 M. Perkiraan ini didasarkan atas bangunan makam. Bangunan makam yang tertua adalah makam yang terdapat di dalam bangunan Tajug.

LOKASI




    Sebelum 1952 wilayah ini merupakan bagian dari Kasunanan Surakarta 
        Semula, Kotagede adalah nama sebuah kota yang merupakan Ibukota Kesultanan Mataram 
     Selanjutnya kerajaan itu terpecah menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

    Masjid ini terletak di Desa Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.





BATAS

  Sebelah utara masjid berbatasan dengan pemukiman penduduk,
  sebelah selatan berbatasan dengan pemandian Sendang Seliran,
  sebelah timur berbatasan dengan perumahan abdi dalem, dan

  sebelah barat berbatasan dengan pemandian Sumber Kemuning.



         Kompleks Masjid Besar Mataram Kotagede dikelilingi pagar tembok yang ukurannya tidak sama. Tembok bagian kiri dibangun pada masa Sultan Agung. Tembok tersebut terbuat dari batu bata yang ukurannya agak besar, berwarna merah, serta terdapat batu seperti marmer yang di permukaannya ditulis aksara Jawa. Sedangkan, tembok yang lain merupakan hasil renovasi Paku Buwono X yang terbuat dari batu bata berwarna agak muda, dengan ukuran lebih kecil, dan polos.



         Sampai saat ini Masjid Besar Mataram Kotagede masih digunakan oleh warga setempat untuk tempat melaksanakan kegiatan keagamaan.





Masjid Besar Mataram Kotagede dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
  halaman,
  bangunan utama,
  bangunan tambahan, dan
  makam.


  Di bagian depan gapura ada sebuah tembok yang berbentuk huruf “L”. Pada tembok itu terpahat beberapa gambar yang merupakan lambang kerajaan.


  Di halaman masjid ada sebuah prasasti yang berwarna hijau. Prasasti dengan tinggi sekitar 3 meter itu adalah sebagai tanda bahwa Paku Buwono X pernah merenovasi masjid ini.




Bangunan masjid itu sendiri dikelilingi oleh sebuah parit.



Bangunan utama masjid berbentuk limasan yang terbuat dari batu bata, semen, pasir dan kayu.





Bagian serambinya ditopang oleh 26 buah tiang kayu jati. 


     Di ruang serambi terdapat bedug berukuran panjang 184 sentimeter dengan diameter 85 sentimeter dan kentongan yang berukuran panjang 114 sentimeter dengan diameter 40 sentimeter.



         Pintu masuk masjid terdapat di sisi timur, utara dan selatan. Pintu masuk di sisi timur ada tiga buah yang semuanya terbuat dari kayu jati.




Ruang utama berukuran panjang 15,22x14,19 meter. Ruang utama ini ditopang oleh empat buah soko guru yang terbuat dari kayu jati.

Comments

Popular Posts